Pengembangan Media Cetak
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Teknologi Pembelajaran merupakan suatu bidang studi
tersendiri dan merupakan suatu cabang
ilmu pengetahuan yang terpisah. Selama bertahun-tahun bidang Teknologi
Pembelajaran menjalankan fungsinya sebagai profesi dan telah menghasilkan
sejumlah teori tersendiri. Perkembangan bidang Teknologi Pembelajaran telah
diakui secara luas. Meski masih terdapat isu berkaitan dengan kematangan
disiplin Teknologi Pembelajaran ini. Banyak asumsi yang mengatakan bahwa dalam
kawasan teknologi pembelajaran. Pada awalnya tidak ada seorang pun yang tahu
siapa yang pertama kali menciptakan istilah/ungkapan teknologi pendidikan,
namun teori dan praktek teknologi pendidikan berkembang sejalan dengan
teknologi informasi.
Mengacu kepada buku yang dikembangkan oleh Januszewski
(2001) menyatakan bahwa pada awalnya terdapat tiga gagasan pokok yang
mempengaruhi terhadap pembentukan teknologi pendidikan, yaitu: Rekayasa, Sains,
dan Pendidikan Audi visual. Saettler seorang sejarawan teknologi pendidikan pada
tahun 1920 mendokumentasikan sumber/asal ungkapan tersebut.
Kajiannya teknologi pembelajaran menjadi lebih menarik
ketika kita tahu apa yang membedakan antara teknologi pendidikan dengan
teknologi pembelajaran. Alangkah baiknya jika kita mengenal terlebih dahulu
beberapa definisi teknologi pembelajaran yang dikemukakan beberapa ahli, selain
tentu saja yang dikeluarkan AECT. The Commission on Instructional Technology
mendefinisikan teknologi pembelajaran dalam dua cara: yaitu 1) sebagai media
yang lahir dari hasil revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk
pembelajaran misalnya buku teks dan papan tulis. 2) sebagai cara perancangan
yang sistematik dalam menyampaikan, dan mengevaluasi proses belajar mengajar
secara total dalam pola tujuan pembelajaran khusus, berdasarkan pada penelitian
belajar dan komunikasi manusia, dan juga kombinasi antara sumber belajar
manusia dan bukan manusia yang akan membawa pada pembelajaran lebih efektif.
Teknologi pembelajaran adalah “sebuah usaha dengan atau
tanpa mesin, yang tersedia atau yang dimanfaatkan, untuk memanipulasi
lingkungan individu sehingga diharapkan dapat terjadi perubahan perilaku atau
hasil belajar yang lain. (Knezevich & Eye, dalam Anglin 2001) David Engler,
orang yang belajar tentang teknologi pembelajaran, mengatakan bahwa IT
dibedakan ke dalam dua bagian, “pertama dan yang paling umum, bahwa teknologi
pembelajaran diartikan sebagai sebuah perangkat keras- seperti TV, gambar
bergerak, audiotape dan disket, buku teks, papan tulis, dll. Kedua dan yang lebih
signifikan diartikan sebagai proses yang dilakukan dengan melakukan penelitian
tentang ilmu behavioral dalam masalah pembelajaran.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan tentang
teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran, memiliki konsep yang berbeda.
Penulis definisi tahun 1977 menggambarkan bahwa terdapat hubungan antara
teknologi pembelajaran dengan teknologi pendidikan, yaitu pemahaman dan
kerangka kerja teori. Teknologi pembelajaran merupakan bagian dari teknologi
pendidikan.
Dari pengertian yang telah dijelaskan sebelumnya tentang
teknologi pembelajaran maka, dalam hal ini ada beberapa macam
media yang digunakan dalam bahan ajar, antara lain yaitu media cetak. Istilah buku ajar (BAHAN PEMBELAJARAN) sampai saat ini
masih dipersepsi secara berbeda. Hal ini terjadi bukan saja di kalangan
masyarakat awam, melainkan juga di kalangan oaring-orang concem dengan dunia
pendidikan. Kekaburan ini terjadi karena selama ini pengertian buku ajar sama
dengan buku teks. Pandangan ini tidak sepenuhnya benar, sebab buku ajar
memiliki karakteristik tersendiri bila yang menjadi tujuannya.
1.2. Rumusan
Masalah
1.2.1.
Bagaimana sistematika penulisan bahan ajar ?
1.2.2.
Bagaimana elaborasi dalam penyusunan buku ajar ?
1.2.3.
Apa saja macam analisis isi buku ajar ?
1.2.4.
Bagaimana tata tulis dalam buku ajar ?
1.2.5.
Apa saja manfaat dari pengembangan media cetak tersendiri ?
1.3. Tujuan
1.3.1.
Mengetahui sistematika penulisan bahan ajar.
1.3.2.
Mengetahui elaborasi dalam penyusunan buku ajar.
1.3.3.
Mengetahui macam-macam analisis isi buku ajar.
1.3.4.
Mengetahui cara tata tulis dalam buku ajar.
1.3.5.
Mengetahui manfaat dari pengembangan media cetak
tersendiri.
1.3.6.
Untuk
memenuhi tugas matakuliah Teknologi Pemebalajar Pendidikan
Jasmani.
1.4. Manfaat
1.4.1.
Mendapatkan
pemahaman tentang sistematika bahan ajar.
1.4.2.
Dapat
mengetahui
elaborasi dalam penyusunan buku ajar.
1.4.3.
Dapat
mengetahui cara tata tulis dalam buku ajar.
1.4.4.
Dapat
mengetahui manfaat dari pengembangan media cetak tersendiri.
1.4.5.
Dapat
memenuhi tugas matakuliah Teknologi Pemebalajaran Pendidikan Jasmani.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengembangan
media cetak
Istilah buku ajar (BAHAN PEMBELAJARAN)
sampai saat ini masih dipersepsi secara berbeda. Hal ini terjadi bukan saja di
kalangan masyarakat awam, melainkan juga di kalangan oaring-orang concem dengan
dunia pendidikan. Kekaburan ini terjadi karena selama ini pengertian buku ajar
sama dengan buku teks. Pandangan ini tidak sepenuhnya benar, sebab buku ajar
memiliki karakteristik tersendiri bila yang menjadi tujuannya
Mengingat akan karakteristiknya yang
berbeda dengan buku teks, maka dikatakan bahwa buku ajar adalah buku yang
secara cermat, sistematis disusun oleh ahli bidang studi tertentu atau profesi
guru/dosen/widya iswara untuk mencapai tujuan pembelajaran. Batasan yang
dikemukakan tersebut menunjukkan adanya dua pokok pikiran yang penting yang perlu
digaris bawahi yakni:
1. Buku ajar
disusun oleh orang yang memiliki kualifikasi kepakaran dalam bidang studi
tertentu atau profesi guru
2. Peranalisis
buku ajar dimaksudkan untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
Karena buku ajar dirancang oleh ahli tertentu
dan dimaksudkan untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran, maka jelas
bahwa buku ajar memiliki sasaran pembaca yang sangat khusus yakni pebelajar,
lebih khusus lagi adalah pebelajar yang sedang dalam pengelolaan pembelajaran
guru/dosen/widya iswara yang bersangkutan. Hal ini berbeda dengan buku teks
yang sasaran pembacanya tidak spesifik karena cakupannya meliputi semua
kalangan orang yang berminat.
Kekhususan buku ajar juga dapat dilihat
pada orientasinya yang memungkinkan pebelajar mampu mengembangkan kemampuan
belajarnya secara optimal sebab:
1. Disusun menurut
struktur dan urutan isi yang sistematis
2. Menjelaskan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3. Menumbuhkan
motivasi belajar pebelajar
4. Menyediakan
rangkuman serta balikan
Berpijak pada argumentasi yang telah
dikemukakan, maka buku ajar merupakan salah satu bentuk sumber belajar, selain
guru, yang dirancang sacara sistematis oleh ahli bidang studi tertentu atau
profesi guru, menurut kaidah-kaidah peranalisis dengan tujuan meningkatkan efektifitas,effisiensi,
dan meningkatkan ketertarikan pebelajar untuk terus belajar.
2.1.1
Pentingnya buku ajar dalam pembelajaran
Salah satu solusi pemecahan masalah
belajar yang ditawarkan disiplin teknologi pembelajaran, mengacu pada empat
kriteria yakni:
1. Peningkatan
kualitas belajar
2. Efiensi
penggunaan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan belajar
3. Peningkatan
daya tampung tanpa terjadi degradasi kualitas
4. Peningkatan
motivasi belajar dan daya tarik pembelajaran efisiensi penggunaan biaya dengan
kualitas belajar yang maksimal.
Guna mencapai maksud tersebut, maka
strategi yang perlu dilakukan yaitu melalui penyediaan dan pemanfaatan
sumber-sumber belajar yang diakui sebagai komponen vital dalam pembelajaran.
Secara praktis, penyediaan dan pemanfaatan buku ajar sebagai sumber balajar
dapat diupayakan melalui pengembangan proses pembelajaran yang berpusat pada
aktifitas belajar pebelajar (student learning development ) dan penataan
kondisi belajar yang sesuai dengan karakteristik pebelajar.
Dengan demikian, buku ajar mendapat
tempat yang sangat strategis dalam upaya-upaya meningkatkan kual;itas
pembelajaran. Strategisnya buku ajar dalam pembelajaran juga disampaikan oleh
Gagne, Briggs dan Wager (1982) bahwa fungsi penting buku ajar dalam
pembelajaran yaitu:
1. Membantu
belajar pebelajar secara perorangan (individual)
2. Memberikan
keleluasaan penyiapan pembelajaran yang bersifat segera, jangka pendek, dan
jangka panjang
3. Buku ajar yang
dirancang secar sistematis dapat memberikan pengaruh yang positif bagi
peningkatan kualitas sumber daya manusia secara perorangan
4. Buku ajar
memudahkan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang
sistematik
5. Buku ajar
memudahkan belajar pebelajar karena dirancang berdasar pengetahuan tentang
bagaimana seharusnya manusia belajar
Kedudukan buku ajar dalam pembelajaran,
juga mendapat perhatian Dick dan Carey (1994) yang berpendapat bahwa:
1) Buku ajar memberikan
focus yang jelas mengenai apa yang harus dipelajari pebelajar
2) Keterkaitan antar
komponen yang terdapat dalm buku ajar memudahkan pebelajar untuk belajar secara
utuh
2.2 Sistematika
penulisan buku ajar
Telah dikemukakan bahwa buku ajar
memiliki karskteristik tersendiri yang membedakannya dengan jenis buku lainnya.
Dua ciri yang menonjoldari bahan pembelajaran yaitu, pada bentuk fisik
dan komponen isi yang menggambarkan kualitas tampilan isi. Dari segi bentuk
fisik, bahan pembelajaran dirancang dengan memperhatikan aspek estetik
(kemenarikan) untuk merangsang tumbuhnya kegandrungan belajar untuk terus
belajar.
Dari segi komponen isi biasanya
sitematika buku ajar terdiri dari sejumlah komponen antara lain:
2.1.1
Bagian awal
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah:
Halaman judul
Halaman penerbit
Halaman rekomendasi
Kata pengantar pengarang
Daftar isi
Daftar tabel (jika ada)
Daftar gambar (jika ada)
Daftar lampiran (jika ada)
2.2.2
Bagian inti
Judul bab
Tujuan pembelajaran,
Deskripsi isi
Sub-bab
Uraian isi,
Gambar atau ilustrasi,
Daftar table
Contoh dan non contoh
Rangkuman
Kegiatan siswa
2.2.3
Bagian akhir
Pada bagian akhir ini termuat:
Daftar rujukan
Lampiran-lampiran
Riwayat hidup penulis buku ajar
2.2.4
Prosedur penulisan buku ajar
Sistemetika baku yang lengkap dalam
pengembangan buku terdiri atas empat tahap utama yaitu:
1. Analisis mata
pelajaran di mana buku ajar tersebut akan dikembangkan yang meliputi: nama mata
pelajaran, jenjang pendidikan, kelas, dan semester
2. Melakukan
pengkajian terhadap mata pelajaran dan buku ajar yang akan dikembangkan untuk
mengetahui secara umum apa yang menjadi karakteristik yang meliputi isi
kurikulum dan GBPP mata pelajaran yangbersangkutan
3. Mengembangkan
buku ajar dengan mengikuti langkah-langkah procedural sebagai berikut:
· Analisis tujuan
dan karakteristik bidang studi
· Analisis sumber
belajar
· Analisis
karakteristik pebelajar
· Menetapkan
tujuan dan isi pembelajaran
· Menetapkan
strategi pengorganisasian dan isi pembelajaran
· Menetapkan
strategi penyampaian isi pembelajaran
· Menetapkan
strategi pengelolaan pembelajaran
· Pengembangan
prosedur pengukuran hasil belajar
1. Menyusun dan
menulis buku ajar yang unsur-unsurnya meliputi:
· Judul bab
· Tujuan
pembelajaran
· Deskripsi isi
· Sub-bab
· Uraian isi
· Gambar atau
ilustrasi
· Daftar tabel
· Contoh dan non
contoh
· Rangkuman
· Kegiatan siswa
1. Uji coba buku
ajar untuk memperoleh sejumlah informasi yang penting bagi keperluan revisi.
Tahap ini melibatkan sejumlah subjek yakni:
· Ahli ranalisis
· Ahli media
· Ahli bidang
studi
· Guru kelas
· Uji coba
perorangan, uji coba kelompok kecil, dan
· Uji coba
lapangan
2.3 Elaborasi dalam
penyusunan buku ajar
Dalam pengembangan buku ajar dapat
menggunakan model tertentu, salah satu model yang dapat dipakai adalah model
elaborasi, model ini merupakan aplikasi dari teori elaborasi. Langkah-langkah
pembelajaran dengan model elaborasi sebagai berikut:
Pertama: Penyajian
kerangka isi. Pembelajaran
dimulai dengan penyajian kerangka isi yaitu struktur yang memuat bagian-bagian
penting dari bidang studi. Kedua: Elaborasi
tahap pertama. Tiap-tiap
bagian yang ada dalam kerangka isi, mulai dari bagian yang paling penting
dielaborasi. Elaborasi tiap-tiap bagian diakhiri dengan rangkuman dasn
pensitesis yang hanya mencakup konstruk konstruk yang baru saja diajarkan
(pensintesis internal).
Ketiga: Pemberian rangkuman dan sintesis. Akhir elaborasi tahap pertama diberikan rangkuman dan
diikuti dengan pensintesis eksternal. Rangkuman berisi
pengertian-pengertiansingkat mengenai konstruk-konstruk yang diajarkan dalam
elaborasi, dan pensintesis eksternal menunjukkan hubungan hubungan penting yang
ada antar bagian yang telah dielaborasi dan hubungan antara bagian-bagian yang
telah dielaborasi dengan kerangka isi. Keempat: Elaborasi
tahap kedua. Setelah
elaborasi tahap pertama berakhir dan diintegrasikan dengan kerangka isi
pembelajaran diteruskan ke elaborasi tahap kedua, yang mengelaborasi bagian pada
elaborasi tahap pertama,denagn maksud membawa pebelajar pada tingkat kedalaman
sebagaimana ditetapakan dalam tujuan pembelajaran. Kelima: Pemberian
rangkuman dan sintesis.
Pada akhir
elaborasi tahap kedua, diberikan rangkuman dan pensintesis eksternal seperti
elaborasi tahap pertama setelah semua elaborasi tahap kedua disajikan,
disintesiskan,dan di integrasikan ke dalam kerangka isi, pola seperti ini
diulang kembali untuk elaborasi tahap III, seterusnya, sesuai dengan tingkat
kedalaman yang ditetapkan tujuan pembelajaran.
Buku yang disusun dengan menggunakan
model elaborasi dengan sistematika sebagai berikut.
Bagian pendahuluan terdiri dari:
1). Kerangka isi pembelajaran, yang
diletakkan pada setiap awal bab, berfungsi untuk memperlihatkan kaitan antara
bab yang sedang dibahas dengan bab sebelumnya serta bab sesudahnya,
2). Tujuan pembelajaran, mengungkap kemampuan apa yang harus
dimiliki oleh pebelajar setelah selesai mengikuti kegiatan bab tersebut.
3). Deskripsi singkat tentang isi bab (diungkap dalam satu
paragraf). Dengan membaca deskripsi tersebut pebelajar akan mendapat gambaran
umum tentang keseluruhan isi dari bab yang akan dibahas.
4). Relevansi isi( diungkap dalam
satu paragraph). Relevansi isi bab mengungkap kaitan antara isi bab yang sedang
dipelajari dengan isi bab yang telah dipelajari sebelumnya dan kegunaanya dalam
mempelajari bab berikutnya, serta kegunaannya dalam keseluruhan isi yang
dipelajari.
5). Kata-kata kunci, kata-kata
kunci perlu diidenntifikasi dan dikemukakan dalam bagian ini
Keseluruhan butir bagian pendahuluan
ini ditulis secara berkesinambungan dengan ketentuan sub judul kerangka isi
tidak perlu ditulis. Uraian mengenai deskripsi da n relevansi ditulis dalam
satu sub judul: deskripsi.
Bagian isi,terdiri atas:
1). Judul
2). Uraian atau penjelasan secara rinci isi bab, yang diikuti
dengan contoh-contoh konkrit dan bukan contoh, serta gambar atau grafik. Uraian
dapat pula dimulai dengan contoh-contoh, atau kasus-kasus kemudian baru diikuti
dengan penjelasan tentang konsep yang dimaksud.
3). Ringkasan dari konsep atau prinsip yang telah dipelajari
2.4
Analisis isi buku ajar
Analisi pembelajaran (isi buku ajar)
atau analisis keterampilan subkordinat ialah analisis terhadap keterampilan
yang harus dikuasi siswa agar dapat belajar berbuat secara efisien seperti
dimakdus dalam rumusan tujuan akhir pengajaran
2.4.1
Analisis
herarki
Analisis hirarki ini dapat membantu
sebab ini dapat digunakan untuk mewujudkan jenis keterampilan-keterampilan
subordinat khusus yang akan diperlukan untuk menunjang tercapainya tujuan
pengajaran tertentu, jika (atau memilih dan menggunakan sejumlah kaidah), maka
keterampilan-keterampilan sub ordinatnya akan meliputi kaidah, konsep dan
diskriminasi yang relevan. Tetapi jika yang diajarkan penerapan kaidah tunggal,
maka hanya konsep dan diskriminasilah yang akan diajarkan.
2.4.2
Analisis
procedural
Analisis procedural adalah teknik yang
digunakan untuk mengenali ketrampilan-ketrampilan sub ordinat dan tujuan
psikomotor.ini merupakan metode untuk memperluas pemberian tiap komponen dalam
tujuan psikomotor itu dengan bertanya ?
2.4.3
Analisis
rumpun
Analisis rumpun yang paling bermakna
yang dapat dilakukan perancang untuk tujuan informasi verbal ialah mengamati
penggolongan besar informasi-informasi yang ditunjukan oleh tangan
2.5
Tata tulis buku ajar
Penulisan buku ajar sebagai suatu karya
ilmiah perlu mengikutiu kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah,misalnya
buku pedoman penulisan karya ilmiah : skripsi,tesis,disertai artikel,makalah
dan laporan penelitian universitas negeri malang.
2.5.1
Cara merujuk kutipan langsung
Cara merujuk kutipan dapat
diklarifikasi menjadi 2,kutipan kurang dari 40 kata dan kutipan 40 kata atau
lebih.
2.5.1.1 Kutipan kurang
dari 40 kata. Kutipan yang
berisi kurang 40 kataditulis diantara (“……..”) sebagai bagian terpadu dengan
teks utama dan diikuti nama pengarang,tahun dan nomor halaman
2.5.1.2 Kutipan lebih
dari 40 kata.
Kutipan yang
berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dengan teks
yang mendahului ,dimulai pada ketukan ke-6 dari garis tepi sebelah kiri dan
diketik dengan sepasi tunggal nomor halaman juga harus ditulis.
2.5.1.3 Cara merujuk
kutipan tidak langsung.
Kutipan yang dirujuk secara tidak langsung atau dikemukakan dengan bahasa
penulis sendiri,ditulis tanpa menggunakan tanda kutip dan terpadu dalam teks .
2.5.1.4 Cara menulis
daftar rujukan. Daftar pustaka
merupakan daftar yang berisi buku,makalah ,artikel,atau bahan lainya yang
dikutip secara langsung maupun tidak langsung.bahan-bahan yang
dibaca tetapi tidak diikuti seyogyanya tidak dicantumkan dalam daftar
pustaka ,sedangkan semua bahan yang dikutip baik langsung maupun tidak langsung
harus dicantumkan dalam daftar pustaka.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Buku ajar
dirancang oleh ahli tertentu dan dimaksudkan untuk menunjang tercapainya tujuan
pembelajaran, maka jelas bahwa buku ajar memiliki sasaran pembaca yang sangat
khusus yakni pebelajar, lebih khusus lagi adalah pebelajar yang sedang dalam
pengelolaan pembelajaran guru/dosen/widya iswara yang bersangkutan. Hal ini
berbeda dengan buku teks yang sasaran pembacanya tidak spesifik karena
cakupannya meliputi semua kalangan orang yang berminat.
Penulisan buku
ajar sebagai suatu karya ilmiah perlu mengikutiu kaidah-kaidah penulisan karya
ilmiah,misalnya buku pedoman penulisan karya ilmiah :
skripsi,tesis,disertai artikel,makalah dan laporan penelitian universitas
negeri malang.
3.2. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami
dan menerapkan acuan
pengembangan media cetak ini
untuk dapat memberikan pembelajaran yang tepat kepada peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyono, Wasis D., 2010, DIMENSI
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN Pendidikan jasmani & Olahraga, Malang: Wineka Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar