Senin, 20 Februari 2012

Minuman Olahragawan


BAB I
PENDAHULUAN
           1.1 Latar Belakang
Definisi minuman adalah segala sesuatu yang dapat dikonsumsi dan dapat menghilangkan rasa haus. Minuman umumnya berbentuk cair, namun ada pula yang berbentuk padat seperti es krim atau es lilin. Sementara, jika kita berbicara mengenai minuman Olahragawan adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh seorang olahragawan yang selain menghilngkan rasa haus dan dahaga juga mempunyai efek untuk meningkatkan stamina, kekuatan dan performa serta pertumbuhan dan zat gizi memungkinkan olahragawan berlatih lebih keras, waktu pemulihan juga akan lebih cepat.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan  Minuman Olahragawan ?
2.      Apa kubutuhan tubuh saat olahraga?
3.      Apa jenis-jenis minuman olahragawan?
4.      Apa dampak positif minuman olahragawan?
5.      Apa dampak negatif minuman olahragawan?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahuai arti Minuman Olahragawan.
2.      Untuk mengetahui kebutuhan tubuh saat olahraga.
3.      Untuk mngetahui jenis-jenis minuman olahragawan.
4.      Untuk mengetahui dampak  positif minuman olahragawan.
5.      Untuk mengetahui dampak negatif minuman olahragawan.

1.4  Manfaat
1.      Dapat mengetahuai arti minuman Olahragawan.
2.      Dapat  mengetahui kebutuhan tubuh saat olahraga.
3.      Dapat mengetahui jenis-jenis minuman olahragawan.
4.      Dapat  mengetahui dampak positif minuman olahragawan.
5.      Dapat  mengetahui dampak negate minuman olahragawan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Apa yang akan Anda lakukan jika berada dalam suasana yang sangat panas dan melelahkan? Hampir dapat dipastikan, jawabannya adalah meneguk minuman yang segar, dingin dan mampu memulihkan energi. Salah satu dari jenis minuman yang sangat populer untuk mengusir dahaga dan sekaligus memberi kenikmatan yang luar biasa adalah minuman berenergi yang belakangan marak diperdagangkan. Apabila Anda menyukainya, Anda tidak sendiri karena jutaan masyarakat dunia juga menyukainya
            Definisi minuman adalah segala sesuatu yang dapat dikonsumsi dan dapat menghilangkan rasa haus. Minuman umumnya berbentuk cair, namun ada pula yang berbentuk padat seperti es krim atau es lilin. Sementara, jika kita berbicara mengenai minuman Olahragawan adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh seorang olahragawan yang selain menghilangkan rasa haus dan dahaga juga mempunyai efek untuk meningkatkan stamina, kekuatan dan performa serta pertumbuhan dan zat gizi memungkinkan olahragawan berlatih lebih keras, waktu pemulihan juga akan lebih cepat.
Lebih sederhananya minuman olahragawan adalah jenis minuman yang ditujukan untuk menambah energi seorang olahragawan yang meminumnya.
Minuman olahraga mengandung senyawa monosakarida, disakarida atau maltodekstrin sebanyak 6 ½ 9 % serta sedikit mineral (Maughan dan Murray, 2001). Minuman olahraga terbukti dapat memperbaiki ketahanan atlit di saat olahraga, menunda kelelahan (Tsintzas et al., 1995), memperbaiki proses pemulihan setelah olahraga (Fallowfield et al., 1995), merangsang konsumsi dan penyerapan cairan, memasok karbohidrat selama olahraga, memperbaiki keseimbangan elektrolit, meningkatkan rehidrasi serta mengganti cairan dan mineral tubuh yang hilang (Maughan dan Murray, 2001). Minuman olahraga, yang mengandung 6 - 9 % karbohidrat, sebaiknya diminum sebanyak 5 ons hingga 12 ons setiap 15 atau 20 menit setelah berolahraga lebih dari 1 jam (Applegate, 2002).

2.2  Komponen Tubuh
Komponen Tubuh . Kandungan air dalam tubuh bervariasi antara 45-70 % dari bobot tubuh. Di dalam air terkandung elektrolit dan zat terlarut. Elektrolit merupakan komponen yang terdisosiasi menjadi ion dalam larutan. Sodium merupakan kation utama dalam cairan ekstrasellular, sedangkan potassium merupakan kation utama dalam cairan intrasellular (Maughan dan Murray, 2001). Konsentrasi elektrolit tubuh dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Konsentrasi elektrolit dalam tubuh
Komponen
Keringat
(mmol/l)
Plasma
(mmol/l)
Intrasellular
(mmol/l)
Sodium
20-80
130-155
10
Potassium
4-8
3,2-5,5
150
Calcium
0-1
2,1-2,9
0
Magnesium
-
0,7-1,5
15
Chlorida
20-60
96-110
8
Bikarbonat
0-35
23-28
10
Phosphat
0,1-0,2
0,7-1,6
65
Sulphat
0,1-2,0
0,3-0,9
10
Sumber : Maughan (2001).

2.3 Kebutuhan Tubuh Saat Olahraga 
Kelelahan yang terjadi selama olahraga berat disebabkan oleh berkurangnya glikogen otot (Bergstrom et al., 1967), konsentrasi gula darah (Coyle et al., 1986), dan dehidrasi (Sawka dan Pandolf, 1990). Menurut Maughan dan Murray (2001), pasokan energi yang tidak memenuhi kebutuhan atlit pada saat olahraga akan menyebabkan penurunan massa tubuh, kehilangan jaringan aktif, kelelahan dan proses pemulihan yang kurang sempurna. Selain itu, atlit yang mengeluarkan banyak keringat akan mengalami dehidrasi. Kebutuhan energi dapat terpenuhi dari oksidasi lemak dan karbohidrat, serta sedikit (5 %) dari pemecahan protein. Semakin tinggi intensitas olahraga akan memerlukan pasokan energi yang semakin tinggi pula, terutama pasokan energi dari karbohidrat.
Karbohidrat merupakan sumber utama energi pada saat atlit melakukan olahraga yang membutuhkan 75 % aliran oksigen maksimum (VO2max). Contoh olahraga yang membutuhkan 75 % VO2max adalah lari jarak menengah dan lari marathon. Olahraga tersebut dapat menghabiskan simpanan glikogen pada otot. Pelari jarak menengah membutuhkan 100 g glikogen otot untuk diubah menjadi energi dan asam laktat dalam waktu kurang dari 2 menit, sedangkan pelari marathon membutuhkan 3-4 g karbohidrat per menit.
Atlit memerlukan waktu 24 hingga 48 jam untuk memulihkan simpanan glikogen pada otot dan hatinya. Laju pembentukan glikogen kembali setelah olahraga ditentukan oleh jumlah pasokan karbohidrat (Ivy, 1998).
Kehilangan keringat selama olahraga bervariasi antara 0,4-2,6 liter per jam tergantung individu dan jenis olahraga (Rehrer dan Burke, 1996). Kehilangan keringat menyebabkan atlit kehilangan mineral-mineral tubuh dan chlorida. Mineral-mineral tersebut adalah sodium (sebagian besar), potassium, magnesium, iron dan zinc. Sodium berfungsi untuk mengatur pH darah, keseimbangan cairan dan tekanan osmosis sehingga tidak terjadi pengerutan sel akibat perbedaan tekanan. Potassium berfungsi untuk mengatur pH, keseimbangan cairan dan tekanan osmosis pada cairan intraselluler. Magnesium berfungsi dalam relaksasi otot. Kehilangan keringat dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit tubuh (Maughan dan Murray, 2001).
Kehilangan keringat juga dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh secara drastis (hyperthermia) sehingga mempengaruhi daya tahan atlit. Penelitian menunjukkan bahwa atlit menghentikan olahraganya pada saat suhu tubuh mencapai 39,7-0,15 derajat celcius (Nielsen et al., 1993).
Kehilangan keringat dapat menyebabkan kehilangan air dan mineral sehingga tekanan osmotik plasma darah akan naik sedangkan volume cairan tubuh akan turun. Peningkatan tekanan osmotik atau penurunan volume cairan tubuh dapat menyebabkan peningkatan rasa haus (Ramsay, 1989).
Menurut Leiper (1997), minuman dapat digunakan sebagai pemasok nutrient. Nutrient yang dipasok lewat cairan (minuman) akan lebih mudah diserap dibanding nutrient yang dipasok lewat padatan (makanan).
Konsumsi air putih setelah olahraga menyebabkan penurunan konsentrasi sodium dalam plasma (water intoxication). Penurunan konsentrasi ini dapat mengurangi pelepasan arginin vasopressin (antidiuretic hormone) sehingga dapat mengurangi rasa haus (sekaligus mengurangi jumlah konsumsi air) dan merangsang pengeluaran urin yang berakibat pada tertundanya proses rehidrasi (Maughan dan Murray, 2001).

2.4  Formulasi Minuman Olahragawan
Menurut Maughan dan Murray (2001), formulasi minuman olahraga yang baik memiliki keunggulan sebagai berikut :
1.      Mendorong atlit untuk mengonsumsi cairan.
2.      Merangsang penyerapan cairan secara cepat.
3.      Memasok karbohidrat untuk meningkatkan performance atlit.
4.      Menambah respon fisiologis.
5.      Mengembalikan cairan (rehidrasi) secara cepat.
Aroma dan rasa minuman yang enak dapat mendorong atlit untuk mengkonsumsi cairan. Sifat organoleptik minuman olahraga harus disesuaikan dengan respon sensori dari orang yang sedang melakukan aktifitas fisik (Maughan dan Murray, 2001).
Menurut Maughan dan Murray (2001), laju penyerapan air ke dalam aliran darah dipengaruhi oleh laju pengosongan lambung dan penyerapan air di dalam usus. Konsentrasi karbohidrat di dalam minuman olahraga berpengaruh terhadap laju pengosongan lambung. Minuman olahraga, yang mengandung 6 - 7 % karbohidrat (sukrosa, glukosa dan maltodekstrin), dapat diserap dengan cepat oleh lambung. Selain itu, karbohidrat (sukrosa dan glukosa) dapat mempercepat penyerapan sodium di dalam usus. Penggunaan fruktosa sebagai sumber karbohidrat di dalam minuman olahraga tidak dianjurkan. Hal ini dikarenakan fruktosa dapat meningkatkan resiko gastrointestinal distress (gangguan pencernaan dengan gejala : perut terasa tidak nyaman, kenyang dan kembung bahkan diare) dan terserap secara lambat. Tetapi, penggunaan fruktosa kurang dari setengah jumlah karbohidrat total masih bisa ditolelir. Osmolality minuman berpengaruh terhadap laju penyerapan air di dalam usus. Osmolality minuman olahraga yang dianjurkan adalah kurang dari 400 mosm/l H2O.Minuman yang mengandung lebih dari 1,8 % karbohidrat dapat mengurangi respon dari hormon stress (adrenocorticotropic hormone, cortisol, catecholamines dan glucagons). Selain itu, karbohidrat berperan di dalam fungsi dan produksi neurotransmitter dalam otak. Hal ini akan berpengaruh terhadap psikis dan mental atlit (Burgees et al., 1991).
Rehidrasi tercapai jika kehilangan sodium dan cairan (melalui keringat) telah terganti. Sodium sebanyak 20 - 60 mmol/l (terutama 50 - 60 mmol/l) dan cairan (125 - 150 % dari keringat yang keluar) memberi efek yang menguntungkan dalam proses rehidrasi (Maughan dan Murray, 2001).
Konsentrasi dan jenis asam dapat mempengaruhi laju pengosongan ginjal. Asam dengan bobot molekul rendah dapat lebih menghambat laju pengosongan lambung dibanding asam berbobot molekul tinggi (Hunt dan Knox, 1968).
Menurut Maughan dan Murray (2001), minuman olahraga dengan kandungan gula 6-8 % memiliki skor hedonik yang lebih tinggi dibanding minuman olahraga dengan kandungan gula 10 %. Kandungan asam sitrat sebesar 0,2-0,28 % pada minuman olahraga memiliki skor hedonik yang lebih tinggi dibanding kandungan sebesar 0,4-0,5 %. Kandungan sodium sebesar 20-40 mmol/l pada minuman olahraga memiliki skor hedonik yang lebih tinggi dibanding kandungan sebesar 60 mmol/l.
Menurut Maughan dan Murray (2001), beberapa minuman olahraga yang beredar disuplementasi dengan bahan tertentu untuk tujuan tertentu. Tetapi, dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan tersebut tidak memberi efek yang berarti dalam meningkatkan performance atlit, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Bahan tersebut adalah : fiber, pyruvate/dihydroxyacetone, laktat, protein, branched chain amino acid (BCAA), glycine, glutamine, arginine, keto analogues, creatine, carnitine, glycerol, medium chain triglycerides, vitamin B, vitamin C, vitamin E, chromium, vanadium, oksigen, caffeine, ginseng, ciwujia, ginkgo biloba serta hydroxycitric acid.
Osmolality adalah jumlah partikel dalam larutan (Maughan dan Murray, 2001), sedangkan Dr. Graham Jones dari The Institute of Laboratory Medicine (2000) menjelaskan bahwa osmolality merupakan jumlah total partikel dalam larutan dan setara dengan jumlah molalitas dari semua senyawa terlarut. Dalam sistem biologis, molalitas (mol/kg) dan molaritas (mol/l) adalah setara karena densitas air adalah 1 kg/l, kecuali dalam kondisi khusus. Pete Smith dari The University of Liverpool (1998) mencontohkan bahwa 1 mol NaCl yang dilarutkan dalam 1 liter air, konsentrasinya menjadi 1 mol/l dengan osmolality sebesar 2 osm/l karena NaCl terdisosiasi ke dalam Na+ dan Cl- (2 partikel), sedangkan Na2SO4 yang terdisosiasi ke dalam Na+, Na+ and SO42-akan menghasilkan 3 osm/l.

2.5  Jenis-Jenis Minuman Olahragawan.
Umumnya, minuman energi dipasarkan dalam bentuk botol kecil yang siap minum, seperti Pocari Sweat, Maizon, Powerade Isotonik,Krtingdeng, M-150, dan lain sebagainya. Untuk tujuan menekan harga jual, minuman energi yang laku dipasarkan dalam bentuk sachet yang harus dicampur dengan air, biasanya air mineral sebelum dikonsums, seperti Ekstra Jozz, Hemaviton Jreng, kukubima Energi dll. Saat awal peluncurannya, produk ini terkenal dengan frasa dalam iklannya di televisi, "Ini biangnya, buat apa botolnya!" yang sangat merekat erat dalam hati pengguna minuman energi.

2.6  Dampak Positif Minuman Olahragawan
Ada beberapa dampak positif dari meminum minuman olahragawan, seperti menghilangkan rasa haus dan dahaga juga mempunyai efek untuk meningkatkan stamina, kekuatan dan performa serta pertumbuhan dan zat gizi memungkinkan olahragawan berlatih lebih keras, selain itu waktu pemulihan stamina juga akan lebih cepat.

2.6 Dampak Negatif Minuman Olahragawan
Komposisi minuman ini hampir sama dengan minuman ringan lainnya, hanya saja ditambah dengan sedikit vitamin. Secara umum, minuman ini terdiri atas 90 persen air dan sisanya merupakan kombinasi dan pemanis buatan, gas C02, pencita rasa, pewarna, asam fosfat, kafein, dan beberapa mineral, terutama aluminium. Hal yang paling mendasari kesukaan konsumen terhadap minuman ringan adalah rasanya yang manis dan efeknya yang menyegarkan.
      1.      Rasa manis selalu memiliki makna tersembunyi, yaitu kadar gula dan kandungan energi. Dampak bahan-bahan aditif juga harus diperhatikan. Di balik kesederhanaan komposisinya, banyak hal yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Dampak tersebut mungkin memang tidak seketika, tetapi akan dirasakan di masa mendatang apabila konsumsinya rutin dan berlebih.
      2.      Minuman ringan merupakan sumber tunggal penyumbang gula terbesar dalam susunan menu masyarakat Barat. Menurut Jacobson (2003), rasa manis yang terdapat di dalam sekaleng minuman ringan setara dengan tujuh sendok teh gula pasir. Menurut survei tahun 1997, 44 persen populasi anak laki-laki di AS mengasup hampir 34 sendok teh gula setiap hari akibat konsumsi minuman ringan. Sebaliknya, 40 persen anak perempuan mengasup 24 sendok teh gula per harinya, juga karena konsumsi minuman ringan.
Bila dihitung sumbangan energinya, berarti seorang anak laki-laki mengonsumsi 2.750 kilo kalori per hari, sedangkan anak perempuan sekitar 1.850 kalori per hari hanya dari minuman ringan. Padahal, menurut USDA, konsumsi gula harian yang normal hanya memberikan energi sebesar 1.600 kilo kalori.
      3.      Penyakit Jantung
Komposisi minuman ringan telah menimbulkan banyak pertanyaan tentang dampak kesehatan masyarakat di masa mendatang. Beberapa penelitian menunjukkan, minuman ringan merupakan biang keladi dari obesitas, osteoporosis, kerusakan gigi, penyakit jantung, batu ginjal, dan berbagai penyakit lainnya.
      4.      Obesitas. Minuman ringan yang manis menyumbang sejumlah energi yang tidak dibutuhkan tubuh. Minuman ringan bertanggung jawab terhadap kelebihan asupan energi yang dapat menyebabkan obesitas. Sebuah penelitian menyebutkan, risiko obesitas yang dihasilkan minuman ringan lebih banyak menyerang anak-anak dan remaja, terutama laki-laki, daripada orang dewasa.
      5.      Diabetes
Obesitas merupakan penyakit kelebihan berat badan minimal 75 persen dari berat ideal. Obesitas merupakan faktor utama penyebab meningkatnya risiko diabetes, terutama diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Kegemukan yang berlebih juga mendatangkan penyakit psikologis dan sosial yang cukup parah. Penyebab utama obesitas adalah konsumsi makanan yang berlebihan, tanpa diimbangi aktivitas fisik dan olahraga. Konsumsi makanan yang berlebihan menyumbangkan banyak sekali energi (yang tidak berguna) ke dalam tubuh. Penyebab obesitas lainnya adalah karena keturunan (genetik).
      6.      Kesehatan Tulang Dan Osteoporosis
Kebiasaan mengonsumsi minuman ringan menyebabkan jumlah konsumsi jenis minuman lainnya menurun, seperti konsumsi air dan susu. Hal ini menyebabkan konsumen minuman ringan kurang mendapat asupan kalsium.

            Asupan kalsium yang rendah dapat menyebabkan dekalsifikasi tulang, tulang rapuh, dan akhirnya dapat berkembang menjadi osteoporosis. Hal ini sangat mengkhawatirkan, terutama bagi kaum wanita, karena apabila konsumen minuman ringan wanita memasuki masa menopause, asupan kalsium menjadi minim sekali. Kondisi ini dapat memacu terjadinya osteoporosis dalam waktu lebih cepat.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
            Minuman Olahragawan adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh seorang olahragawan yang selain menghilangkan rasa haus dan dahaga juga mempunyai efek untuk meningkatkan stamina, kekuatan dan performa serta pertumbuhan dan zat gizi memungkinkan olahragawan berlatih lebih keras, waktu pemulihan juga akan lebih cepat.
Lebih sederhananya minuman olahragawan adalah jenis minuman yang ditujukan untuk menambah energi seorang olahragawan yang meminumnya.

3.2 SARAN
            Bagi olahragawan, sebaiknya lebih pandai dalam memilih minuman olahraga yang sehat, juga baik untuk tubuh. Selain itu, dianjurkan untuk tidak terlalu banyak mengkonsumi minuman olahraga. Karena dapat berefek buruk bagi tubuh olahragawan itu sendiri. Minum air putih lebih dianjurkan.

1 komentar: