Senin, 20 Februari 2012

Analisis Biomekanika Teknik Dasar Throw in dalam Sepak Bola


  Analisis Biomekanika Teknik Dasar Throw in dalam Sepak Bola

Siapa yang tidak mengenal cabang olahraga yang satu ini, Sepak bola. Sepak bola adalah sebuah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang.  Olahraga ini sangat terkenal dan dimainkan di 200 negara. Permainan sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bola kulit berukuran 27-28 inci kedalam gawang (tempat mencetak gol terletak di bagian ujung lapangan dengan dibatasi jaring berukuran tinggi 8 kaki dan lebar 24 kaki). Dalam sepak bola banyak teknik-teknik dasar yanag harus dikuasai, salah satunya adalah teknik dasar Throw in atau lemparan kedalam saat bola out.
Melakukan throw in bukan hal yang mudah  dan remeh, karena sulit untuk menjadi sebuah peluang yang matang ataupun sebuah gol jika throw in kurang tepat. Pasti semua juga sudah tahu, banyak sekali gol yang terjadi karena sebuah assist dari throw in tersebut. Lemparan kedalam (throw-in) kelihatannya memang sederhana. Namun, setiap pemain harus memahami beberapa hal penting tentang lemparan kedalam, seperti cara melempar yang baik dan benar, kepada siapa harus memberikan bola, dan yang paling penting adalah harus mengetahui aturan dalam melakukan throw in. Berikut ini adalah peraturan dalam melakukan throw in:
1.      Pemain harus melemparkan bola dengan kedua tangan
2.      Posisi bola sebelum dilempar berada dibelakang kepala dan dilepas melewati atas kepala
3.      Arah lemparan harus menghadap ke dalam lapangan
4.      Kedua atau salah satu kaki tidak boleh diangkat atau melakukan lompatan pada saat melakukan lemparan.


     Oleh karena itu perlu beberapa teknik untuk melakukan lemparan kedalam dengan baik dan benar serta dapat dimanfaatkan oleh teman satu tim untuk dikonfersikan menjadi sebuah peluang bahkan menjadi sebuah gol. 
Pertama, sebelum melakukan lemparan pikirkan terlebih dahulu dengan cepat kepada siapa atau kemana akan memberikan bola, jangan tergesa - gesa untuk segera melakukan lemparan, tidak tergesa - gesa bukan berarti lambat, tetapi pemain tidak boleh gegabah dalam melakukan lemparan. Pemain juga dapat mengelap bola bila keadaan bola licin karena keadaan bola yang licin dapat mempengaruhi akuransi dan kekuatan lemparan.
Kedua, lemparan kedalam harus dilakukan dengan kedua tangan sementara kedua kaki harus tetap menginjak tanah. Jika ingin melempar dengan keras pelempar bisa berlari terlebih dahulu untuk mengambil ancang-ancang, hal ini bertujuan untuk menambah kekuatan lemparan. Selain itu, lemparan harus sulit dijangkau oleh lawan terutama dengan heading, untuk itu pelempar dapat melemparkan bola tersebut agar menimbulkan efek menukik, caranya seperti melakukan shooting pada permainan basket dan juga memberikan umpan tepat kepada teman, pelempar juga dapat memanfaatkan lemparan jauh ini untuk memberikan umpan seperti umpan crossing ( jika posisi throw in dekat dengan gawang).
Ketiga, jika ingin memberikan bola pada teman yang posisinya dekat dengan pelempar, cukup melempar dengan pelan, usahakan tepat di dada, paha, atau kakinya sehingga mudah di kuasai. Pelempar juga bisa melakukan umpan terobosan dengan melempar bola ke ruang kosong yang mudah bagi teman untuk menjangkaunya dengan berlari, karena pada saat throw in peraturan off side tidak berlaku, maka pelempar bebas melemparkan kemana saja bola tersebut dan tidak perlu khawatir teman pelempar akan terjebak off side.
Tips untuk throw in adalah, segera melakukan lemparan pada saat lawan belum berkonsentrasi, tetapi  tidak boleh tergesa - gesa, dan teman yang diberi bola harus siap untuk memanfaatkan umpan dari pelempar. Hal ini sangat penting terutama pada saat tim pelempar sedang tertinggal dan harus segera mencetak gol, selain itu juga dapat menghemat waktu beberapa detik, karena setiap detik dalam pertandingan sepak bola sangatlah berarti.

           Analisis Biomekanika Throw In
Analisis Gerakan komponen Biomekanika pada anggota tubuh saat moment Throw In.
1.      Gaya/Forces: yaitu gaya yang digunakan saat melakukan throw in, kaki saat melakukan awalan, melempar bola, dan gerakan lanjutan.
2.      Arah gaya /Vector: gerakan melempar bola, arah gaya searah dengan arah lemparan tangan.
3.      Tenaga dari dalam/Internal Forces: tenaga dari dalam lengan saat melakukan ayunan, tangan melempar, dan bola yang sebelumnya diam kemudian bergerak lurus searah ayunan lengan.
Analisis Gerak.
1.      Gerak lurus/Linear Motion: gerakan awalan pelempar untuk mengambil ancang-ancang lemparan, gerakan bola setelah dilempar menuju arah lemparan.
2.      Gerak lurus berubah beraturan: gerakan lari mengambil ancang-ancang pelempar dengan percepatan, gerakan bola setelah dilempar menuju arah lemparan dengan perlambatan.
3.      Gerak melingkar/Anglar Motion: ayunan lengan saat gerakan mengayunkan bola diatas kepala dari awalan hingga gerakan lanjutan.
4.      Gerakan secara umum/General Motion: semua rangkaian gerakan throw in perut, lengan tangan, kaki secara keseluruhan mulai dari awalan sampai akhiran.
5.      Posisi: dari posisi diam, awalan berlari, ayunan lengan, kaki berubah hingga gerakan lanjutan.
6.      Kecepatan/Speed: kecepatan saat mengambil ancang-ancang muali dari posisi diam sampai pada titik posisi melempar. Kecepatan laju bola setelah bola dilempar mulai dari posisi diam di tangan ,dilempar sampai kearah tujuan lemparan.
7.      Percepatan/Velocity: gerakan tubuh terjadi percepatan saat mengambil ancang-ancang lemparan mulai dari posisi diam sampai pada titik posisi melempar . percepatan gerakan bola saat diam ditangan sampai bola dilempar kearah tujuan lemparan. 
Analisis Hukum Gerakan.
1.      Hukum Newton 1: Bola dari posisi diam bergerak menuju  arah tujuan lemparan sampai ada gaya yang bekerja pada bola tersebut dengan lemparan oleh tangan sehingga bola tersebut bergerak lurus ke depan.
2.      Hukum Newton 2: Bola mengalami gaya setelah dilempar menuju arah lemparan dengan percepatan dan arah yang sama dengan arah gaya.
3.      Hukum gaya gravitasi: Bola yang dilempar akan mengalami perubahan arah kebawah searah gaya gravitasi.

Minuman Olahragawan


BAB I
PENDAHULUAN
           1.1 Latar Belakang
Definisi minuman adalah segala sesuatu yang dapat dikonsumsi dan dapat menghilangkan rasa haus. Minuman umumnya berbentuk cair, namun ada pula yang berbentuk padat seperti es krim atau es lilin. Sementara, jika kita berbicara mengenai minuman Olahragawan adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh seorang olahragawan yang selain menghilngkan rasa haus dan dahaga juga mempunyai efek untuk meningkatkan stamina, kekuatan dan performa serta pertumbuhan dan zat gizi memungkinkan olahragawan berlatih lebih keras, waktu pemulihan juga akan lebih cepat.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan  Minuman Olahragawan ?
2.      Apa kubutuhan tubuh saat olahraga?
3.      Apa jenis-jenis minuman olahragawan?
4.      Apa dampak positif minuman olahragawan?
5.      Apa dampak negatif minuman olahragawan?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahuai arti Minuman Olahragawan.
2.      Untuk mengetahui kebutuhan tubuh saat olahraga.
3.      Untuk mngetahui jenis-jenis minuman olahragawan.
4.      Untuk mengetahui dampak  positif minuman olahragawan.
5.      Untuk mengetahui dampak negatif minuman olahragawan.

1.4  Manfaat
1.      Dapat mengetahuai arti minuman Olahragawan.
2.      Dapat  mengetahui kebutuhan tubuh saat olahraga.
3.      Dapat mengetahui jenis-jenis minuman olahragawan.
4.      Dapat  mengetahui dampak positif minuman olahragawan.
5.      Dapat  mengetahui dampak negate minuman olahragawan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Apa yang akan Anda lakukan jika berada dalam suasana yang sangat panas dan melelahkan? Hampir dapat dipastikan, jawabannya adalah meneguk minuman yang segar, dingin dan mampu memulihkan energi. Salah satu dari jenis minuman yang sangat populer untuk mengusir dahaga dan sekaligus memberi kenikmatan yang luar biasa adalah minuman berenergi yang belakangan marak diperdagangkan. Apabila Anda menyukainya, Anda tidak sendiri karena jutaan masyarakat dunia juga menyukainya
            Definisi minuman adalah segala sesuatu yang dapat dikonsumsi dan dapat menghilangkan rasa haus. Minuman umumnya berbentuk cair, namun ada pula yang berbentuk padat seperti es krim atau es lilin. Sementara, jika kita berbicara mengenai minuman Olahragawan adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh seorang olahragawan yang selain menghilangkan rasa haus dan dahaga juga mempunyai efek untuk meningkatkan stamina, kekuatan dan performa serta pertumbuhan dan zat gizi memungkinkan olahragawan berlatih lebih keras, waktu pemulihan juga akan lebih cepat.
Lebih sederhananya minuman olahragawan adalah jenis minuman yang ditujukan untuk menambah energi seorang olahragawan yang meminumnya.
Minuman olahraga mengandung senyawa monosakarida, disakarida atau maltodekstrin sebanyak 6 ½ 9 % serta sedikit mineral (Maughan dan Murray, 2001). Minuman olahraga terbukti dapat memperbaiki ketahanan atlit di saat olahraga, menunda kelelahan (Tsintzas et al., 1995), memperbaiki proses pemulihan setelah olahraga (Fallowfield et al., 1995), merangsang konsumsi dan penyerapan cairan, memasok karbohidrat selama olahraga, memperbaiki keseimbangan elektrolit, meningkatkan rehidrasi serta mengganti cairan dan mineral tubuh yang hilang (Maughan dan Murray, 2001). Minuman olahraga, yang mengandung 6 - 9 % karbohidrat, sebaiknya diminum sebanyak 5 ons hingga 12 ons setiap 15 atau 20 menit setelah berolahraga lebih dari 1 jam (Applegate, 2002).

2.2  Komponen Tubuh
Komponen Tubuh . Kandungan air dalam tubuh bervariasi antara 45-70 % dari bobot tubuh. Di dalam air terkandung elektrolit dan zat terlarut. Elektrolit merupakan komponen yang terdisosiasi menjadi ion dalam larutan. Sodium merupakan kation utama dalam cairan ekstrasellular, sedangkan potassium merupakan kation utama dalam cairan intrasellular (Maughan dan Murray, 2001). Konsentrasi elektrolit tubuh dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Konsentrasi elektrolit dalam tubuh
Komponen
Keringat
(mmol/l)
Plasma
(mmol/l)
Intrasellular
(mmol/l)
Sodium
20-80
130-155
10
Potassium
4-8
3,2-5,5
150
Calcium
0-1
2,1-2,9
0
Magnesium
-
0,7-1,5
15
Chlorida
20-60
96-110
8
Bikarbonat
0-35
23-28
10
Phosphat
0,1-0,2
0,7-1,6
65
Sulphat
0,1-2,0
0,3-0,9
10
Sumber : Maughan (2001).

2.3 Kebutuhan Tubuh Saat Olahraga 
Kelelahan yang terjadi selama olahraga berat disebabkan oleh berkurangnya glikogen otot (Bergstrom et al., 1967), konsentrasi gula darah (Coyle et al., 1986), dan dehidrasi (Sawka dan Pandolf, 1990). Menurut Maughan dan Murray (2001), pasokan energi yang tidak memenuhi kebutuhan atlit pada saat olahraga akan menyebabkan penurunan massa tubuh, kehilangan jaringan aktif, kelelahan dan proses pemulihan yang kurang sempurna. Selain itu, atlit yang mengeluarkan banyak keringat akan mengalami dehidrasi. Kebutuhan energi dapat terpenuhi dari oksidasi lemak dan karbohidrat, serta sedikit (5 %) dari pemecahan protein. Semakin tinggi intensitas olahraga akan memerlukan pasokan energi yang semakin tinggi pula, terutama pasokan energi dari karbohidrat.
Karbohidrat merupakan sumber utama energi pada saat atlit melakukan olahraga yang membutuhkan 75 % aliran oksigen maksimum (VO2max). Contoh olahraga yang membutuhkan 75 % VO2max adalah lari jarak menengah dan lari marathon. Olahraga tersebut dapat menghabiskan simpanan glikogen pada otot. Pelari jarak menengah membutuhkan 100 g glikogen otot untuk diubah menjadi energi dan asam laktat dalam waktu kurang dari 2 menit, sedangkan pelari marathon membutuhkan 3-4 g karbohidrat per menit.
Atlit memerlukan waktu 24 hingga 48 jam untuk memulihkan simpanan glikogen pada otot dan hatinya. Laju pembentukan glikogen kembali setelah olahraga ditentukan oleh jumlah pasokan karbohidrat (Ivy, 1998).
Kehilangan keringat selama olahraga bervariasi antara 0,4-2,6 liter per jam tergantung individu dan jenis olahraga (Rehrer dan Burke, 1996). Kehilangan keringat menyebabkan atlit kehilangan mineral-mineral tubuh dan chlorida. Mineral-mineral tersebut adalah sodium (sebagian besar), potassium, magnesium, iron dan zinc. Sodium berfungsi untuk mengatur pH darah, keseimbangan cairan dan tekanan osmosis sehingga tidak terjadi pengerutan sel akibat perbedaan tekanan. Potassium berfungsi untuk mengatur pH, keseimbangan cairan dan tekanan osmosis pada cairan intraselluler. Magnesium berfungsi dalam relaksasi otot. Kehilangan keringat dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit tubuh (Maughan dan Murray, 2001).
Kehilangan keringat juga dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh secara drastis (hyperthermia) sehingga mempengaruhi daya tahan atlit. Penelitian menunjukkan bahwa atlit menghentikan olahraganya pada saat suhu tubuh mencapai 39,7-0,15 derajat celcius (Nielsen et al., 1993).
Kehilangan keringat dapat menyebabkan kehilangan air dan mineral sehingga tekanan osmotik plasma darah akan naik sedangkan volume cairan tubuh akan turun. Peningkatan tekanan osmotik atau penurunan volume cairan tubuh dapat menyebabkan peningkatan rasa haus (Ramsay, 1989).
Menurut Leiper (1997), minuman dapat digunakan sebagai pemasok nutrient. Nutrient yang dipasok lewat cairan (minuman) akan lebih mudah diserap dibanding nutrient yang dipasok lewat padatan (makanan).
Konsumsi air putih setelah olahraga menyebabkan penurunan konsentrasi sodium dalam plasma (water intoxication). Penurunan konsentrasi ini dapat mengurangi pelepasan arginin vasopressin (antidiuretic hormone) sehingga dapat mengurangi rasa haus (sekaligus mengurangi jumlah konsumsi air) dan merangsang pengeluaran urin yang berakibat pada tertundanya proses rehidrasi (Maughan dan Murray, 2001).

2.4  Formulasi Minuman Olahragawan
Menurut Maughan dan Murray (2001), formulasi minuman olahraga yang baik memiliki keunggulan sebagai berikut :
1.      Mendorong atlit untuk mengonsumsi cairan.
2.      Merangsang penyerapan cairan secara cepat.
3.      Memasok karbohidrat untuk meningkatkan performance atlit.
4.      Menambah respon fisiologis.
5.      Mengembalikan cairan (rehidrasi) secara cepat.
Aroma dan rasa minuman yang enak dapat mendorong atlit untuk mengkonsumsi cairan. Sifat organoleptik minuman olahraga harus disesuaikan dengan respon sensori dari orang yang sedang melakukan aktifitas fisik (Maughan dan Murray, 2001).
Menurut Maughan dan Murray (2001), laju penyerapan air ke dalam aliran darah dipengaruhi oleh laju pengosongan lambung dan penyerapan air di dalam usus. Konsentrasi karbohidrat di dalam minuman olahraga berpengaruh terhadap laju pengosongan lambung. Minuman olahraga, yang mengandung 6 - 7 % karbohidrat (sukrosa, glukosa dan maltodekstrin), dapat diserap dengan cepat oleh lambung. Selain itu, karbohidrat (sukrosa dan glukosa) dapat mempercepat penyerapan sodium di dalam usus. Penggunaan fruktosa sebagai sumber karbohidrat di dalam minuman olahraga tidak dianjurkan. Hal ini dikarenakan fruktosa dapat meningkatkan resiko gastrointestinal distress (gangguan pencernaan dengan gejala : perut terasa tidak nyaman, kenyang dan kembung bahkan diare) dan terserap secara lambat. Tetapi, penggunaan fruktosa kurang dari setengah jumlah karbohidrat total masih bisa ditolelir. Osmolality minuman berpengaruh terhadap laju penyerapan air di dalam usus. Osmolality minuman olahraga yang dianjurkan adalah kurang dari 400 mosm/l H2O.Minuman yang mengandung lebih dari 1,8 % karbohidrat dapat mengurangi respon dari hormon stress (adrenocorticotropic hormone, cortisol, catecholamines dan glucagons). Selain itu, karbohidrat berperan di dalam fungsi dan produksi neurotransmitter dalam otak. Hal ini akan berpengaruh terhadap psikis dan mental atlit (Burgees et al., 1991).
Rehidrasi tercapai jika kehilangan sodium dan cairan (melalui keringat) telah terganti. Sodium sebanyak 20 - 60 mmol/l (terutama 50 - 60 mmol/l) dan cairan (125 - 150 % dari keringat yang keluar) memberi efek yang menguntungkan dalam proses rehidrasi (Maughan dan Murray, 2001).
Konsentrasi dan jenis asam dapat mempengaruhi laju pengosongan ginjal. Asam dengan bobot molekul rendah dapat lebih menghambat laju pengosongan lambung dibanding asam berbobot molekul tinggi (Hunt dan Knox, 1968).
Menurut Maughan dan Murray (2001), minuman olahraga dengan kandungan gula 6-8 % memiliki skor hedonik yang lebih tinggi dibanding minuman olahraga dengan kandungan gula 10 %. Kandungan asam sitrat sebesar 0,2-0,28 % pada minuman olahraga memiliki skor hedonik yang lebih tinggi dibanding kandungan sebesar 0,4-0,5 %. Kandungan sodium sebesar 20-40 mmol/l pada minuman olahraga memiliki skor hedonik yang lebih tinggi dibanding kandungan sebesar 60 mmol/l.
Menurut Maughan dan Murray (2001), beberapa minuman olahraga yang beredar disuplementasi dengan bahan tertentu untuk tujuan tertentu. Tetapi, dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan tersebut tidak memberi efek yang berarti dalam meningkatkan performance atlit, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Bahan tersebut adalah : fiber, pyruvate/dihydroxyacetone, laktat, protein, branched chain amino acid (BCAA), glycine, glutamine, arginine, keto analogues, creatine, carnitine, glycerol, medium chain triglycerides, vitamin B, vitamin C, vitamin E, chromium, vanadium, oksigen, caffeine, ginseng, ciwujia, ginkgo biloba serta hydroxycitric acid.
Osmolality adalah jumlah partikel dalam larutan (Maughan dan Murray, 2001), sedangkan Dr. Graham Jones dari The Institute of Laboratory Medicine (2000) menjelaskan bahwa osmolality merupakan jumlah total partikel dalam larutan dan setara dengan jumlah molalitas dari semua senyawa terlarut. Dalam sistem biologis, molalitas (mol/kg) dan molaritas (mol/l) adalah setara karena densitas air adalah 1 kg/l, kecuali dalam kondisi khusus. Pete Smith dari The University of Liverpool (1998) mencontohkan bahwa 1 mol NaCl yang dilarutkan dalam 1 liter air, konsentrasinya menjadi 1 mol/l dengan osmolality sebesar 2 osm/l karena NaCl terdisosiasi ke dalam Na+ dan Cl- (2 partikel), sedangkan Na2SO4 yang terdisosiasi ke dalam Na+, Na+ and SO42-akan menghasilkan 3 osm/l.

2.5  Jenis-Jenis Minuman Olahragawan.
Umumnya, minuman energi dipasarkan dalam bentuk botol kecil yang siap minum, seperti Pocari Sweat, Maizon, Powerade Isotonik,Krtingdeng, M-150, dan lain sebagainya. Untuk tujuan menekan harga jual, minuman energi yang laku dipasarkan dalam bentuk sachet yang harus dicampur dengan air, biasanya air mineral sebelum dikonsums, seperti Ekstra Jozz, Hemaviton Jreng, kukubima Energi dll. Saat awal peluncurannya, produk ini terkenal dengan frasa dalam iklannya di televisi, "Ini biangnya, buat apa botolnya!" yang sangat merekat erat dalam hati pengguna minuman energi.

2.6  Dampak Positif Minuman Olahragawan
Ada beberapa dampak positif dari meminum minuman olahragawan, seperti menghilangkan rasa haus dan dahaga juga mempunyai efek untuk meningkatkan stamina, kekuatan dan performa serta pertumbuhan dan zat gizi memungkinkan olahragawan berlatih lebih keras, selain itu waktu pemulihan stamina juga akan lebih cepat.

2.6 Dampak Negatif Minuman Olahragawan
Komposisi minuman ini hampir sama dengan minuman ringan lainnya, hanya saja ditambah dengan sedikit vitamin. Secara umum, minuman ini terdiri atas 90 persen air dan sisanya merupakan kombinasi dan pemanis buatan, gas C02, pencita rasa, pewarna, asam fosfat, kafein, dan beberapa mineral, terutama aluminium. Hal yang paling mendasari kesukaan konsumen terhadap minuman ringan adalah rasanya yang manis dan efeknya yang menyegarkan.
      1.      Rasa manis selalu memiliki makna tersembunyi, yaitu kadar gula dan kandungan energi. Dampak bahan-bahan aditif juga harus diperhatikan. Di balik kesederhanaan komposisinya, banyak hal yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Dampak tersebut mungkin memang tidak seketika, tetapi akan dirasakan di masa mendatang apabila konsumsinya rutin dan berlebih.
      2.      Minuman ringan merupakan sumber tunggal penyumbang gula terbesar dalam susunan menu masyarakat Barat. Menurut Jacobson (2003), rasa manis yang terdapat di dalam sekaleng minuman ringan setara dengan tujuh sendok teh gula pasir. Menurut survei tahun 1997, 44 persen populasi anak laki-laki di AS mengasup hampir 34 sendok teh gula setiap hari akibat konsumsi minuman ringan. Sebaliknya, 40 persen anak perempuan mengasup 24 sendok teh gula per harinya, juga karena konsumsi minuman ringan.
Bila dihitung sumbangan energinya, berarti seorang anak laki-laki mengonsumsi 2.750 kilo kalori per hari, sedangkan anak perempuan sekitar 1.850 kalori per hari hanya dari minuman ringan. Padahal, menurut USDA, konsumsi gula harian yang normal hanya memberikan energi sebesar 1.600 kilo kalori.
      3.      Penyakit Jantung
Komposisi minuman ringan telah menimbulkan banyak pertanyaan tentang dampak kesehatan masyarakat di masa mendatang. Beberapa penelitian menunjukkan, minuman ringan merupakan biang keladi dari obesitas, osteoporosis, kerusakan gigi, penyakit jantung, batu ginjal, dan berbagai penyakit lainnya.
      4.      Obesitas. Minuman ringan yang manis menyumbang sejumlah energi yang tidak dibutuhkan tubuh. Minuman ringan bertanggung jawab terhadap kelebihan asupan energi yang dapat menyebabkan obesitas. Sebuah penelitian menyebutkan, risiko obesitas yang dihasilkan minuman ringan lebih banyak menyerang anak-anak dan remaja, terutama laki-laki, daripada orang dewasa.
      5.      Diabetes
Obesitas merupakan penyakit kelebihan berat badan minimal 75 persen dari berat ideal. Obesitas merupakan faktor utama penyebab meningkatnya risiko diabetes, terutama diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Kegemukan yang berlebih juga mendatangkan penyakit psikologis dan sosial yang cukup parah. Penyebab utama obesitas adalah konsumsi makanan yang berlebihan, tanpa diimbangi aktivitas fisik dan olahraga. Konsumsi makanan yang berlebihan menyumbangkan banyak sekali energi (yang tidak berguna) ke dalam tubuh. Penyebab obesitas lainnya adalah karena keturunan (genetik).
      6.      Kesehatan Tulang Dan Osteoporosis
Kebiasaan mengonsumsi minuman ringan menyebabkan jumlah konsumsi jenis minuman lainnya menurun, seperti konsumsi air dan susu. Hal ini menyebabkan konsumen minuman ringan kurang mendapat asupan kalsium.

            Asupan kalsium yang rendah dapat menyebabkan dekalsifikasi tulang, tulang rapuh, dan akhirnya dapat berkembang menjadi osteoporosis. Hal ini sangat mengkhawatirkan, terutama bagi kaum wanita, karena apabila konsumen minuman ringan wanita memasuki masa menopause, asupan kalsium menjadi minim sekali. Kondisi ini dapat memacu terjadinya osteoporosis dalam waktu lebih cepat.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
            Minuman Olahragawan adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh seorang olahragawan yang selain menghilangkan rasa haus dan dahaga juga mempunyai efek untuk meningkatkan stamina, kekuatan dan performa serta pertumbuhan dan zat gizi memungkinkan olahragawan berlatih lebih keras, waktu pemulihan juga akan lebih cepat.
Lebih sederhananya minuman olahragawan adalah jenis minuman yang ditujukan untuk menambah energi seorang olahragawan yang meminumnya.

3.2 SARAN
            Bagi olahragawan, sebaiknya lebih pandai dalam memilih minuman olahraga yang sehat, juga baik untuk tubuh. Selain itu, dianjurkan untuk tidak terlalu banyak mengkonsumi minuman olahraga. Karena dapat berefek buruk bagi tubuh olahragawan itu sendiri. Minum air putih lebih dianjurkan.

Kamis, 16 Februari 2012

Contoh Rencana Relaksanaan Pembelajaran (RPP) Senam


RENCAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMA                                      :  SMA Negeri 1 Batu
Mata Pelajaran                      :  Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semster                        :  XII/Ganjil
Standar Kompetensi             :  Mempraktikan senam dasar dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Kompetensi Dasar                 : Mempraktikan senam dasar dalam bentuk latihan meroda, serta nilai disiplin, keberanian, dan tanggung jawab.
Indikator                                :
                                                Psikomotor :
·         Dapat melakukan sikap gerak meroda dengan baik.
Kognitif :
·         Mengatahui teknik dasar sikap gerak meroda dan cara melakukannya.
Afektif :
·         Dapat bekerjasama dengan teman, saling menghargai, dapat berbagi tempat dan bertanggung jawab terhadap keselamatan.
Alokasi Waktu                       :  2 X 45 menit (satu kali pertemuan)
A.    Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran senam :
a.       Sisiwa dapat melakukan senam dasar dengan bentuk latihan meroda dengan baik.
b.      Sisiwa dapat mengetahui bentuk-bentuk latihan meroda yang baik.
c.       Siswa dapat mempraktikan senam dasar dengan bentuk latihan meroda dengan nilai disiplin, keberanian dan tanggung jawab.

B.     Materi Pembelajaran
Tes sikap gerak meroda.
Senam dasar dengan bentuk latihan sikap gerak meroda.

C.    Metode Pembelajar
·         Penugasan
·         Demonstrasi
·         Komando

D.    Media dan Alat
·         Aula atau ruangan
·         Matras senam

E.      Langkah-langkah kegiatan Pembelajaran

KEGIATAN PEMBELAJARAN
KETERANAGAN GAMBAR
ALOKASI WAKTU
1.      Keterangan Pendahuluan

15 menit
1.      Siswa di bariskan, berdo’a, presensi, pemberian motifasi kepada siswa serta penjelasan tujuan pembelajaran.
Siswa              Guru
Gambar 1.1

2.      Pemanasan
2.1. Kepala menengadah dengan kedua tangan mendorong dagu ke atas.
DSC05305.JPG
Gambar 1.2

2.2 Kepala menunduk dengan kedua tangan menekan bagian belakang kepala ke bawah.
DSC05306.JPG
Gambar 2.2

2.3 Kepala menoleh ke samping kiri, telapak tangan menekan dagu bagian kanan, kemudian tahan dan sebaliknya ke kiri.
DSC05307.JPG
Gambar 2.3

2.4 Leher dipatahkan ke kanan dengan tarikan jari tangan kanan pada pelipis kiri, tanagn satunya dipinggang, dan kemudian sebaliknya ke kiri.
DSC05308.JPG
Gambar 2.4

2.5 Lengan kanan menyilang lurus ke kiri di depan dada, tangan kiri menekan siku kanan di depan dada hingga terasa tarikan pada otot bahu kanan, dan sebaliknya lengan kiri.
DSC05309.JPG
Gambar 2.5

2.6 Lengan kanan ditekuk di belakang kepala, tangan kiri  menarik siku tangan kanan ke bawah dan sebaliknya.
DSC05310.JPG
Gambar 2.6

2.7 Berdiri tegak, kedua kaki dirapatkan, kedua tangan dikaitkan dan ditarik lurus ke atas dengan kedua kaki jinjit.
DSC05311.JPG
Gambar 2.7

2.8 Berdiri tegak dengan kaki kangkang, badan dibongkokkan dengan togok tetap lurus, tangan dijulurkan lurus ke depan dengan jari tangan saling mengait.
DSC05313.JPG
Gambar 2.8

2.9 Badan membungkuk, kedua kaki kangkang, kedua tangan saling mengait, kedua lengan dijulurkan lurus jauh ke bawah belakang  masuk di antara kedua kaki.
DSC05314.JPG
Gambar 2.9

1.10 Badan membongkok, kedua kaki kangkang,kedua tangan saling mengait kebelakang atas, dan ditarik jauh ke atas.
DSC05315.JPG
Gambar 2.10

2.11 Berdiri tegak, kaki kanan diangkat dan ditekuk, kedua tangan menekan lutut kaki kanan hingga menempel di depan dada, dan sebaliknya.
DSC05316.JPG
Gambar 2.11

2.12 Berdiri tegak, salah satu kaki diangkat dan ditekuk seperti posisi bersila di depan badan kedua tangan memegang pergelangan kaki selanjutnya di tarik ke atas, dan sebaliknya.
DSC05317.JPG
Gambar 2.12

2.13 Dengan sikap kangkang lebar dengan kuda-kuda kaki kiri kedepan sedangkan kaki kiri lurus ke belakang, badan di tekan ke bawah sedangkan tangan di atas lutut, dan sebaliknya.
DSC05319.JPG
Gambar 2.13

3.      Pemanasan  Kalestenik
3.1 Pemanasan dimulai dari tangan. Tangan didepan dada, ditarik kesamping pendek 2X, panjang 2X.
DSC05322.JPG
Gambar 3.1.1
DSC05323.JPG
Gambar 3.1.2

3.2. Tangan kiri lurus keatas, tangan kanan dibawah, bergantian ditarik kebelakang.
DSC05324.JPG
Gambar 3.2

3.3 Tangan kanan di belakang kepala, tangan kiri dibelakang, membentuk huruf ‘S’ dilakukan secara bergantian.
DSC05325.JPG
Gambar 3.3

3.4 Kedua tangan dikaitkan keatas kepala, kaki dibukak selebar bahu, dan badan diliukkan kesamping kiri dan arah sebaliknya.
DSC05312.JPG
Gambar 3.4

3.5 Kedua tangan lurus kedepan, badan diliukkan kesamping kiri dan kanan bergantian, pandangan kearah belakang.
DSC05338.JPG
Gambar 3.5

3.6 Kaki kanan diposisikan agak kedepan, kemudian diangkat. Ujung jari kaki kiri menyentuh ujung jari tangan kanan, dan sebaliknya bergantian.
DSC05326.JPG
Gambar 3.6

4.      Kegiatan Inti

40 menit
4.1  Siswa diperkenalkan sikap gerak meroda. Proses latihan awal, siswa diarahkan untuk  latihan gerak dasar model meroda dengan proses-proses sebagai berikut.
4.1.1        Sikap awalan: Siswa dibariskan berbanjar kebelakang bergiliran melakukan sikap awalan/penghormatan dengan posisi tubuh tegak,pandangan lurus kedepan, satu tangan diangkat keatas dengan posisi telapak tangan rapat menghadap kedepan.





DSC05327.JPG
Gambar 4.1.1

4.1.2        Pelaksanaan: Siswa di beri arahan posisi tumpuan tangan. Posisi tumpuan tangan, salah satu kaki maju satulangkah,mulai dari tangan diangkat keatas, kedua tangan diposisikan berurutan sejajar dengan kaki.
DSC05328.JPG
Gambar 4.1.2.1
DSC05329.JPG
Gambar 4.1.2.2

4.1.3        Siswa diarahkan untuk  latihan gerak dasar model meroda dengan mengangkat salah satu kaki belakang, yang bertujuan untuk melatih mengangkat kaki nanti saat meroda, dan dilakukan secara berulang ulang.

DSC05330.JPG
Gambar 4.1.3.1
DSC05331.JPG
Gambar 4.1.3.2

4.1.4        Siswa mulai belajar melakukan sikap meroda dengan mengankat kedua kaki secara berurutan.
DSC05332.JPG
Gambar 4.1.4

4.1.5 Dan dilanjutkan dengan posisi akhiran. Posisi akhiran diusahakan kaki tetap sejajar sama pada saat posisi awalan , dan keseimbangan badan tetap terjaga.
DSC05338.JPGDSC05341.JPG
Gambar 4.1.5

4.1.6  Penghormatan akhiran, posisi badan tegap, lurus ,pandangan kedepan, dan tangan kanan diankat lurus keatas dengan posisi telapak tangan rapat menghadap kedepan.
DSC05340.JPG
Gambar 4.2.6




4.2        Latihan rangkaian gerak meroda.
Siswa dibariskan, langsung disuruh melakukan semua rangkaian gerakan latihan tersebut diatas secara bergiliran, mulai dari sikap awalan/penghormatan awal, proses penumpuan tangan, mengayunkan kaki keatas sampai meroda, dan terakhir proses akhiran/penghormatan akhir.
DSC05327.JPG    DSC05328.JPG    DSC05329.JPG DSC05332.JPG  DSC05335.JPG  DSC05336.JPG
DSC05337.JPG  DSC05338.JPG  DSC05341.JPG  DSC05340.JPG

5.      Penutup

20menit
5.1 Evaluasi
          -  Tes sikap gerak meroda dengan benar.
Evaluasi dari pembelajaran latihan siakap gerak dasar dasar meroda dilakukan untuk mengetahui kompetensi siswa terhadap materi pokok yang telah diajarkan.
Guru
Siswa
Tempat Tes

5.2  Pendinginan
- Pendinginan dan bernyanyi lagu peregangan otak.
·         Satu orang pergi, pergi potong lalang. Satu orang sama kambing pergi, pergi potong lalang
·         Satu orang pergi, pergi potong lalang. Dua satu orang sama kambing pergi, pergi potong lalang
·         Satu orang pergi, pergi potong lalang. Tiga dua satu orang sama kambing pergi, pergi potong lalang
·         Satu orang pergi, pergi potong lalang. Empat tiga dua satu orang sama kambing pergi, pergi potong lalang
·         Satu orang pergi, pergi potong lalang. Lima empat tiga dua satu orang sama kambing pergi, pergi potong lalang
·         Satu orang pergi, pergi potong lalang. Enam lima empat tiga dua satu orang sama kambing pergi, pergi potong lalang.
·         Satu orang pergi, pergi potong lalang. Tujuh enam lima empat tiga dua satu orang sama kambing pergi, pergi potong lalang                
·         Satu orang pergi, pergi potong lalang. Delapan tujuh enam lima empat tiga dua satu orang sama kambing pergi, pergi potong lalang.
Guru
Siswa

5.3  Penutupan:
 Salah satu siswa memimpin , siswa dibariskan , berdo’a dan dibubarkan. Sisa waktu dipergunakan untuk ganti pakaian dan untuk persiapan pelajaran selanjutnya.


€€€€€€
€€€€€€
             €€€€€€

         Siswa



F.      Sumber Belajar
·         Ruangan yang luas, datar dan aman.
·         Buku teks.
·         Buku referensi: Tim MGMP Penjasorkes Kota Batu. 2011. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Buku Kerja Siswa). Batu : Tim MGMP Penjasorkes Kota Batu.

G.    Penilaian
Teknik penilaian  :

1.1.






Tes unjuk kerja ( psikomotor ).
Keterangan :
Penilaian tiap komponen tes dilakukan dengan menggunakan pedoman penilaian seperti pada rubrik, kemudian hasil dimasukkan ke dalam rumus berikut ini.
                       Jumlah skor yang diperoleh
Nilai =  ----------------------------------------- X 50
                       Jumlah skor maksimal

1.2.
Tes pengamatan sikap ( afektif  )
 Keterangan:
Penilaian tiap komponen tes dilakukan dengan menggunakan pedoman penilaian seperti pada rubrik dengan cara mencontreng (√) prilaku sesuai dengan yang diharapkan , kemudian hasil dimasukkan ke dalam rumus berikut ini.
                    Jumlah skor yang diperoleh
Nilai  =  ----------------------------------------- X 30
                      Jumlah skor maksimal


1.3.
Tes pemahaman konsep gerak/ aspek kognitif
Mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terangkum dalam rubrik.
Keterangan :
Penilaian tiap jawaban soal dilakukan dengan menggunakan pedoman penilaian seperti pada rubrik, kemudian hasil dimasukkan ke dalam rumus berikut ini.
                       Jumlah skor yang diperoleh
Nilai =  ----------------------------------------- X 20
                       Jumlah skor maksimal


- Nilai akhir yang diperoleh siswa =
Nilai tes Psikomotor + Nilai Tes Afektif + Nilai Tes Kognitif

RUBIK PENILAIAN
PSIKOMOTORIK TEKNIK DASAR  LATIHAN MERODA

Aspek yang diamati
Kualitas Gerak
1
2
3
4
1.      Sikap awal, posisi tumpuan tangan, posisi kak awalan. 
2.      Sikap saat melakukan, posisi tangan tumpuan, sikap kaki saat diudara, posisi badan.
3.      Sikap akhiran, posisi tangan, posisi kaki, posisi badan saat akhiran.





Jumlah

Jumlah skor maksimal : 12



RUBIK PENILAIAN
AFEKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN LATIHAN MERODA
PERILAKU YANG DIHARAPKAN
CEK (a)
1.      Menghargai guru dan teman .

2.      Tertib dan disiplin dalam mengikuti pelajaran.

3.      Bersedia berbagi tempat dan alat degan teman.

4.      Bekerja sama dalam satu kelompok.

5.      Bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan.

                                  Jumlah 

Jumlah skor maksimal : 5


RUBRIK PENILAIAN
KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN LATIHAN MERODA

ASPEK YANG DINILAI
KUALITAS GERAK
1
2
3
4
5
1.      Bagaimana posisi awalan saat melakukan sikap gerak meroda?
2.      Bagaimana cara melakukan sikap gerak meroda?
3.      Bagaimana posisi tangan tumpuan, kaki dan badan saat melakukan sikap gerak meroda?






JUMLAH


JUMLAH SKOR MAKSIMAL 25



*Keteranagan: dalam kolom gambar tersebut diatas diisi dengan foto-foto model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi asli (diperagakan oleh pendidik)